HIDUP PERJUANGAN TIADA HENTI dan TETAP SEMANGAT SELALU

Monday, January 9, 2012

Albert Einstein

Albert  Einstein
Orang tidak akan menyangka, bila si manusia jenius abad 20, Albert Einstain, ternyata ketika kecil terlambat berbicara. Di usia tiga tahun, lidahnya hanya mengeluarkan 45suku kata, dan acap kali bermain sendirian, cuek terhadap suasana sekitarnya, seperti perilaku anak yang mengidap autis.
Bahkan, saat duduk di Sekolah Dasar (SD), lelaki kelahiran 14 Maret 1879, di Ulm, Jerman, ini sempat di kategorikan anak bandel dan bodoh, sama seperti Newton dan Thomas Alfa Edision. Ia tidak menyukai disiplin sekolah yang keras, tidak menyukai pelajaran hapalan, seperti sejarah, geografi dan bahasa. Minatnya hanya pada fisika dan matematika.
Di SMP, perilaku Einstain tidak juga berubah. Sampai – sampai, kendati otaknya tokcer dengan matematika dan fisika, ia dinyatakan lulus tanpa memperoleh ijasah. Dari situ ia menyusul orang tua nya pindah ke Swiss, lantaran usaha ayahnya bangkrut. Di Swiss, Einstain yang menolak menjadi Presiden Israel kedua ini, berhasil menyelesaikan SMA-nya.
Eh, tidak disangka juga si jenius ini ditolak masuk kuliah di Eidgenossische Technische Hochshule, Institut Teknologi Federal (ETH) di Zurich, Swiss. Padahal, nilai ujian masuknya meraih nilai tertinggi dalam fisika dan matematika. Setahun kemudian, tepatnya 1896, ia diterima masuk ETH, mengambil program 4 tahun untuk menjadi guru fisika dan matematika di sekolah menengah.
Anehnya, walau lulus dari ETH, ia di tolak menjadi asisten dosen  di almamaternya. September 1900, dia mencoba melamar jabatan asisten dosen kepada dosen matematikanya, tapi tak ada tanggapan. Akibatnya, sampai akhir tahun 1900 dia terpaksa menganggur. Selama menganggur ini, dia berhasil menulis karya ilmiah yang pertama tentang intermolekuler, yan dikirim ke jurnal fisika / Annelen der Physik/.
Tekatnya yang tidak mau menyerah, akhirnya menorehkan dirinya sebagai peraih Nobel di bidang fisika1921, terutama tentang teori relativitasnya yang dikenal dengan rumusan E=MC2. Dari teori itulah cikal bakal lahirnya tenaga nuklir, termasuk bom atom yang mendera Hirosima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia ke-II. Kondisi ini membuat Einstain menangis, karena karyanya “disalahgunakan” untuk menyengsarakan manusia.
Tak perlu ditampik, kejeniusannya yang merupakan buah dari kerja kerasnya, melahirkan sebuah formula kesuksesan. Salah satunya yang paling terkenal adalah formula matematika untuk sukses, yang di ambil dari buku “How to Develop the Mind of Einstain.”Di situ, Einstain brkata “Jika A sama dengan sukses, maka formulanya adalah: A=X+Y+Z.
X, adalah bekerja. Y,adalah bermain. Z,adalah sedikit bicara.
Bekerja. Einstain punya etika bekerja luar biasa. Makanya ia bisa mempersembahkan ilmu pengetahuan modern dibanding siapapun di era hidupnya.
Bermain. Einstain, bagaimanapun tidak bekerja selama 24jam, tapi menyempatkan waktu bersenang-senang dan bersantai. Idenya bersenang-senang tentu beda dengan kita, meski maksudnya adalah memang bermain-main.
Sedikit bicara. Banyak orang mengetahui, sedikit bicara biasanya justru telah menyampaikan banyak hal. Orang yang banyak bicara adalah orang yang terlalu banyak mengulang topik yang sama berkali-kali.
Albert Einstain, tidak punya sesuatu untuk dibuktikan. Artinya, ia merasa tak butuh pengakuanistimewa dari pengetahuannya. Baginya tak penting membicarakan “ilmunya” kepada setiap orang yang ditemui atau untuk mendemonstrasikan IQ-nya. Sebaliknya, ia belajar nilai dari sebuah ketenangan.
Dari formula kesuksesan ini, maka akan bijaksana sekali jika kita beralih dari banyak bicara menjadi pendengar yang baik. Anda bisa menjalin pertemanan hanya dalam waktu lima menit dengan menunjukkan ketertarikan, sedangkan butuh lima tahun agar anda menjadi daya tarik orang laain. Jadi cara menunjukkan ketertarikan kepada orang lain yaitu dengan sedikit berbicra, tapi menjadi pendengar yang baik.
Terkait hal ini, seorang penulis, Dale Carnegie, dalam bukunya yang populer, “How to Win Friends and influence People” mengungkap fakta bahwa subjek yang menarik bagi semua orang adalah diri mereka sendiri. Einstain mengetahui hal ini dan sadar bisa mempengaruhi orang lain dengan mengetahui kapan saatnya bicara, dan menghargai mereka yang menjadi pendengar yang baik.
“Jika A sama dengan sukses, maka formulanya adalah: A=X+Y+Z." 
X,adalah bekerja.
Y,adalah bermain.
Z,adalah sedikit bicara.

No comments:

Post a Comment